Mengambil Keputusan Yang Tepat


Oleh Supriyadi

Lewat tulisan ini penulis akan membahas tentang pengambilan keputusan berdasarkan teori dan pengalaman penulis dan pengalaman orang lain. Penulis akan sertakan contoh nyata kasus di lapangan.

Pengambilan keputusan yang tepat sangat penting bagi siapa saja, baik pengusaha, birokrat, wakil rakyat dan siapa saja. Kesalahan mengampil keputusan akan membahayakan bagi dirinya dan orang lain, bahkan bisa membahayakan satu negara bahkan beberapa negara bila dia adalah seorang pemimpin. Contoh nyata hal ini adalah keputusan invasi AS ke Irak, invasi NATO ke Libia yang sampai sekarang masih menyisakan penderitaan, berapa banyak muslim, wanita, anak-anak yang mati. Berapa banyak rakyat Firaun yang tersesat gara-gara keputusan Firaun mengangkat dirinya sebagai tuhan dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya.

Keputusan yang baik, tepat dan bijak adalah kebijakan yang di ambil berdasarkan pertimbangan yang matang, melihat dari berbagai sisi aspek masalah yang ada, dalam waktu yang tepat. Kebijakan yang tepat juga dapat dilihat dari akibat, dampak keputusan tersebut. Setiap keputusan akan selalu beresiko, bahkan tidak mengambil keputusan juga beresiko. Keputusan yang bijak memiliki kebaikan/manfaat paling banyak dan resiko mudharat yang paling kecil. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut.

Aspek Syariah

Para pemimpim besar sepanjang sejarah akan selalu mempertimbangkan aspek syariah dalam mengambil setiap keputusannya. Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman, Ali, Umar bin Abdul Aziz, Muhammad Al Fatih, Salahudin Al Ayyubi dan pemimpin islam lainnya selalu mempertimbangkan aspek syariah. Mereka selalu bermusyawarah dengan para ulama ketika memutuskan masalah penting yang terkait dengan umat. Contoh ketika mereka memilih bawahannya selalu aspek syariah selalu menjadi pertimbangan utama, bagaimana ilmu agamanya, bagaimana akhlaknya. Ketika kita memutuskan suatu masalah kita harus selalu mempertimbangkan dari aspek syariahnya, bagaimana hukumannya, boleh atau tidak. Ketika kita memilih bisnis misalnya boleh atau tidak bisnis yang kita jalankan, adakah unsur ribanya?. Atau dalam memilih pendamping hidup kita, dari empat factor (agama, keturunan, kecantikan/ketampanan, kekayaan) mana yang diprioritaskan dalam kaca mata syariah? Anjuran menyegerakan menikah?

Aspek Manfaat

Dalam memutuskan masalah kita harus memilih solusi yang paling banyak manfaatnya. Ketika kita mengambil kebijakan public misalnya kita hitung berapa masyarakat yang dapat menikmati program ini, berapa pengangguran yang dapat terserap, berapa keluarga miskin yang bisa terangkat, dll. Dalam memilih usaha, selain kita analisa berapa prediksi keuntungan juga kita hitung serapan tenaga kerja, berapa UKM yang bisa kita gandeng, dll. Bagi yang akan menikah, apa manfaat kalo segera menikah, kenikmatan yang segera didapat, peningkatan pahala yang didapat, bahagianya melihat orang tua yang akan segera menimang cucu, berapa banyak fitnah yang bisa dihindari, berapa banyak yang terselamatkan hatinya terbebas dari harapan menunggu pinangan, memudahkan menentukan pilihan karena telah berkurang pilihan, berapa orang yang terbebas dari derita menunggu yang tidak jelas, dll.

Aspek Resiko/Mudharat

Setiap pilihan keputusan selalu beresiko, maka kita harus memilih yang paling kecil resikonya. Kita pilih kebijakan yang paling rendah resikonya buat masyarakat kecil, karena mereka paling lemah dalam menghadapi resiko. Dalam usaha kita pilih resiko kerugian yang paling sedikit dan resiko yang paling sedikit untuk karyawan. Bagi yang baru akan mulai usaha kita analisa apa ruginya ketika kita tidak memulai usaha mulai sekarang. Bagi yang belum menikah, kita hitung resiko kalo tidak segera menikah, berapa berat godaan bagi yang belum menikah, berapa lama derita orang tua yang ingin segera menimang cucu, berapa banyak fitnah yang akan menimpa, berapa banyak yang tersiksa karena menungggu yang tidak pasti, berapa banyak kerja yang terbengkalai karena kebanyakan menghitung seandainya jikalau seumpama, bagaimana reaksi undangan ketika melihat pengantinnya sudah kakek-kakek dan nenek-nenek, dll.

Aspek Waktu

Keputusan sebaik apapun tetapi waktunya tidak tepat maka akan sia-sia bahkan sangat berbahaya. Keputusan Firaun percaya kepada Tuhannya Musa dan Harun ketika sudah akan tenggelam, sia-sia, tak dapat menyelamatkannya. Dalam tragedy Poso, ratusan muslim yang dibantai, istri dan anak perempuan meraka diperkosa  sebelum dibunuh, anak-anak dibunuh, mencari kepala lebih mudah dari mencari kelapa (penuturan Pak Kumis salah satu korban Poso) karena lambatnya mengambil keputusan, keputusan diambil ketika muslim sudah mati, ketika kehormatannya telah terenggut, anak-anak sudah mati, untuk apa ketika semuanya telah terlambat.

Menjual saham ketika sudah tidak laku, membasmi hama ketika sudah terjadi ledakan populasi hama, menjual buah ketika sudah busuk, menanam pohon pada saat banjir, membantu menyiram ketika semua telah menjadi abu. Menikah ketika rambut telah beruban, ketika berdiripun susah, telah monopous. Tidak salah memang kita berkata, biarlah terlambat daripada tidak sama sekali.
Keputusan yang tepat yang diambil pada waktu yang tepat, akan membawa kehidupan yang berkah dan nikmat, untung berlipat dan keluarga yang memikat.
Simak kisah berikut :
Suatu saat terjadi kecelakaan hebat ada satu korban yang masih hidup, terjadi dialog antara korban dan penolong.

Korban               : Tolong Pak, selamatkan saya (dengan suara lemah)
Penolong             : Ya, tapi dulu kamu pilih SBY atau JK?
Korban               : SBY
Penolong             : Kamu Islam atau Kristen?
Korban               : Islam Pak
Penolong             : PAN atau PKB?
Korban               : PKB
Penolong             : PKB Gusdur atau Muhaimin?
Korban               : Gusdur
Penolong             : Shalat Subuh pakai qunut atau tidak?
Korban               : Asyhadu alla ilaha illallah, waasyhadu anna muhammadarosulullah
Penolong             : Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.
Penolong            : Maafkan aku, seandainya aku segera menolongmu, membawamu, mengobatimu, mungkin nyawamu masih tertolong. Tapi karena aku banyak pertimbangan aku kehilangan peluang amal kebaikan, penyesalan memang datang ketika semua telah terlambat.

1 komentar: