Sekarang saya dan kawan kawan yang tergabung dalam PUSPATANI (Pusat Pelayanan Pertanian) sedang merintis terbentuknya Kampung Kambing Terpadu, Salimpaung, Tanah Datar, Sumatera Barat. Kampung kambing terpadu ini diharapkan menjadi sebuah
desa/nagari percontohan.Cita-cita kami tidak hanya menjadikan Salimpaung
menjadi sentra peternakan kambing, tetapi juga pusat pembelajaran
peternak kambing. Harapan kami juga menjadikan Salimpaung tidak hanya
percontohan di bidang ternak kambing tetapi juga komoditas lain. Kami juga berharap Salimpaung menjadi percontohan model pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
Untuk mencapai harapan dan cita-cita tersebut, kami sudah mulai dengan merangkul berbagai pihak, mulai dari Perangkat Nagari, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Sekda, Bupati, Dinas Peternakan Propinsi, Gubernur Sumbar, BPTP Sumatera Barat, Loka Penelitian Kambing Potong Medan, LPM Unand dan Fak. Peternakan Unand dan berbagai pihak untuk mewujudkannya.
Kami sudah melakukan PRA selama 4 hari di Nagari Salimpaung mulai tanggal 31 Mei sampe 3 Juni. 31 Mei kita koordinasi dengan Tim PRA, hadir waktu itu Sekda, Kadis Peternakan dan Perikanan, Bapeda, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan Propinsi, Loka Penelitian Kambing Potong dan BPTP Sumatera Barat. acara mulai jam 10 sampe dengan jam 3.30 sore.
Acara dilanjutkan dengan pembukaan PRA di Salimpaung dari jam 8 malam sampe jam 12 malam. Luar biasa semangat warga, selama 4 tahun saya disini baru kali ini saya melihat semangat warga yang luar biasa, mereka bertahan walau acara sampe jam 12 malam. Warga berswadaya membawa kue dan minuman pada setiap acara, mereka juga antusias bertanya tentang jalannya program ini. Pada pembukaan yang hadir delapan puluhan orang warga, dihadiri Kadis Peternakan Kabupaten, dinas Propinsi, anggota DPR, BPTP Sumbar dan Lolit Kambing Potong Medan.
Hari kedua, kita memulai acara jam 8 pagi, diskusi kelompok membahas diagram vent, lintasan sejarah sampai siang. Sorenya kita kunjungan lapang ke kelompok ternak kambing sekaligus diskusi dan mengisi kuisioner. Peserta sangat antusias bertanya seputar ternak kambing. Malamnya dilanjutkan dengan diskusi sampai jam 12 malam. Peserta yang datang juga tidak kalah dengan malam sebelumnya. Mereka juga antusias bertanya dan memberikan usulan pada diskusi tersebut.
Makan kue dan minum kawa daun
Pada acara diskusi warga membawa kue dan minuman spesial khas Tanah Datar "Kawa Daun". Kawa daun adalah minuman yang dibuat dari daun kopi yang dikeringkan dengan asap dapur. Setelah kering daun kopi kemudian diseduh dengan air panas. Minuman ini memiliki rasa yang khas, bila berkunjung ke Tanah Datar tidak ada salahnya mencoba minuman yang satu ini.
Hari ketiga, kita mengunjungi kelompok ternak di tiga jorong. Selain melihat langsung ternak kambing mereka dikandang, kami juga melakukan diskusi di setiap jorong. Disetiap diskusi kami melihat semangat besar warga untuk mewujudkan kampung kambing terpadu. Mereka begitu antusias mengikuti acara, disetiap jorong jumlah peserta antara 20 sampai 50 orang, bahkan ada yang mengikuti tim PRA ke Jorong lain. Tidak lupa mereka juga menyuguhkan kue dan minuman kawa daun.
Malam harinya kami melakukan FGD (focus group discution), analisa swot dan penutupan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Tanah Datar. Acara dimulaijam 8 malam dan berakhir jam 12 malam. Sebenarnya peserta dibatasi 20 orang, namun ada anggota kelompok yang ngotot ikut, "kami mendengarkan saja" begitu kata mereka. Ditemani kue dan kawa daun diskusi berlangsung semarak, warga sepakat untuk menjadikan nagarinya sebagai kampung kambing terpadu. Acara diakhiri dengan penutupan oleh Kadis Peternakan dan Perikanan.
Hari keempat, walaupun PRA sudah ditutup semalam namun tim masih ada beberapa agenda hari itu. Pagi jam 7 kami sudah berangkat menuju kandang milik anggota kelompok untuk melihat hasil persilangan kambing PE dan Kacang. Selanjutnya kami diundang makan di pondok (tempat istirahat di ladang) peternak.
Acara belum selesai, kami masih diundang untuk mengunjungi satu jorong di Nagari Rao-Rao untuk melihat peternakan kambing disana. Selesai makan kami langsung meluncur ke lokasi. Di Jorong Lumbung Bepereng ini hampir setiap rumah beternak kambing. Kebanyakan mereka memelihara kambing kacang, mereka memiliki 5 sampai 20 ekor kambing. Mereka sudah mengandangkan ternaknya, kandang dibuat panggung. Dari pantauan kami peternakan kambing disini perlu sentuhan teknologi dan manajemen untuk menjadi sentra ternak kambing Sumatera Barat. Potensi SDM dan SDAnya sangat bagus dan mendukung.
Setelah menyelesaikan data-data yang dibutuhkan, setelah Ashar saya pulang menuju ke Solok dengan mengendarai kuda Jepang, motor maksudnya. Alhamdulillah setelah 2,5 jam naik motor sampe juga ke solok, setelah magrib baru sampai rumah. Disambut dengan tawa ria anak-anak dan senyum istri, Alhamdulillah atas segala karunia-Mu Ya Allah, jadikan aku hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu.
Assalamualaikum,, pak supri Yadi.. ajarkan ana bikin blog biar bagus he,,,
BalasHapusass,mas apakah kambing boerka yg disalimpaung kemaren sukses? kalau sukses tolong kirim nama/alamat peternak nya,kami sangat tertarik untuk beternak boerka itu!
BalasHapusAssalamualaikum pak, salimpaung lokasinya di mana saya mau cari kambing etawa untuk beternak
BalasHapus