Domba Texel atau juga dikenal dengan
nama Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo.
Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda
dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah
(Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi daerah
tersebut tidak mampu mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke
Daerah Wonosobo. Ternyata penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel
tersebut, akhir tahun 2006 populasi mencapai 8.753 ekor.
Domba Texel mempunyai ciri khas yang
mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting
halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali
perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan
panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.
Domba Texel tergolong ternak yang
cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan
selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung
tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai
karakter genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel
telah banyak memberi kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui
proses kawin silang, menghasilkan domba domba persilangan yang potensial
sebagai penghasil daging.
Kendala pengembangan Domba Texel justru
karena tingginya permintaan dari luar daerah yang disinyalir untuk di
ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga Domba
Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan
pedangan Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak
dikendalikan, bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain,
perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum
terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.
mf gan ane butuh domba texel bakalan harganya sekarang kisaran berapa?
BalasHapus