Memilih Bidang Pekerjaan Di Akhir Zaman...
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Ada salah satu Ustadz saya yaitu Ustadz Ihsan Tandjung yang sangat mendalami subject akhir zaman. Mulai dari tanda-tandanya, rujukannya sampai hal-hal yang perlu kita persiapkan untuk menghadapinya. Saking banyaknya referensi beliau dalam masalah ini, beliau sampai menulis satu situs khusus yang alamatnya di internet sudah self-explanatory yaitu www.bolehjadikiamatsudahdekat.com .
Mendalami
masalah akhir zaman, tidak harus membuat kita pesimistis dalam
menghadapi kehidupan ini. Justru sebaliknya, bila kita sadar bahwa Boleh
Jadi Kiamat Sudah Dekat – maka kita akan berusaha mencari bekal
sebanyaknya untuk hidup sesudah itu – yaitu kehidupan yang abadi di
akhirat kelak.
Kesadaran
akan akhir zaman juga akan membuat kita buru-buru bertaubat bila dalam
perjalanan hidup kita ada hal-hal yang kita langgar – mumpung masih ada
waktu !. Buru-buru kita ke kembali ke jalan Allah menyambut seruanNya : “Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS 51 :50).
Nah
bagaimana dalam konteks bidang pekerjaan, bila dalam pekerjaan yang
kita tekuni tersebut kita masih terlibat dalam hal yang sangat terlarang
seperti riba, riswah (suap), mengambil hak orang lain, berbuat
kerusakan di bumi, mendholimi rakyat dlsb.dlsb ?.
Banyak
potensi pekerjaan yang bisa kita pilih, yang aman dari hal-hal yang
terlarang tersebut. Bahkan banyak pula jenis pekerjaan yang bisa kita
lakukan tersebut yang memiliki dasar yang kuat di Al-Qur’an ataupun di
Hadits. Kaidahnya adalah apa yang disebutkan di Al-Qur’an ataupun Hadits
yang shoheh adalah benar ketika diturunkan, benar saat ini, dan akan
tetap benar sampai akhir zaman.
Mengapa
demikian ?, karena agama ini adalah agama Akhir zaman – maka segala
tuntunannya pasti valid sampai akhir zaman. Termasuk tuntunannya dalam
hal pekerjaan ini.
Pekerjaan
bertani atau bercocok tanam misalnya, akan selalu baik sampai akhir
zaman karena kita bahkan diperintahkan untuk tetap menanam benih yang
ada di tangan kita walaupun seandainya proses terjadinya kiamat sudah
mulai.
Contoh
pekerjaan lain yang juga insyallah valid sampai akhir zaman adalah
menggembala (memelihara) kambing. Untuk yang satu ini, Imam Nawawi yang
sangat mashur dengan kitab yang menjadi rujukan para juru dakwah hingga
kini – membahas secara khusus dalam kitabnya Riyadhush Shalihin.
Dalam bab Beruzlah beliau menyampaikan bahwa beruzlah atau menyendiri ketika moral
manusia sudah rusak, takut agama ini terfitnah dan takut terjerumus
dalam keharaman dan syubhat adalah hal yang disunahkan. Nah ketika kita
menyendiri dan takut kepada hal yang haram, lantas apa pekerjaan kita
untuk menghidupi diri dan keluarga kita ?. Memelihara kambing, itulah
salah satu jawabannya.
Untuk
jawaban ini tidak tanggung-tanggung, Imam Nawawi memberikan tiga Hadits
shoheh sebagai rujukannya. Berikut adalah hadits-hadits tersebut :
Dari Abu Hurairah R.A. dari Nabi SAW, dia bersabda : "Setiap
Nabi yang diutus oleh Allah adalah menggembala kambing".
Sahabat-sahabat beliau bertanya : “Begitu juga engkau ?” ; Rasulullah
bersabda : “Ya, aku menggembalanya dengan upah beberapa qirath penduduk
Mekah”. (H.R. Bukhari)
Dari Abu Said berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hampir saja harta muslim yang terbaik adalah kambing yang digembala di puncak
gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari
beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Termasuk
penghidupan manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang
memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia
menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang
dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan
jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa. Atau
seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari atas
gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat,
memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang
kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik
kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Jadi menggembala (memelihara) kambing bukan hanya commercially feasible seperti yang sudah saya tulis sebelumnya; tetapi juga memiliki dasar yang shahih. Maka tidak malu saya berulang kali mengajak para pembaca
untuk belajar menekuni profesi yang sering dianggap kuno oleh sebagian
orang di zaman teknologi ini. Bagi yang berminat, silahkan datang ke
lokasi kandang kami di Jonggol dan mulai belajar mempersiapkan diri dengan profesi akhir Jaman. Insyaallah.
thanks... lagi belajar bercocok tanam dan ternak hewan
BalasHapuswah keren mas... semoga saya bisa jadi peternak kambing kelak...
BalasHapusmasyaAllah keren mas saya mau juga beternak kambing,,tapi bingung mau mulai dari mana??,
BalasHapusMasyaa Allah ilmunya.. semoga kita bisa mengamalkannya.. Aaamiiin ya Rabb.
BalasHapus