Masa iya, betulkah, nyata atau sekedar wacana???
Mari kita simak kisahnya, kisah nyata.
Ketika terjadi futuhat bumi syam oleh kaum muslimin, sebagian besar bumi syam sudah di futuhkan. Sampailah pada Al quds palestina. Pemimpin mereka sepakat menyerah dan menyerahkan kuncinya pada pemimpin muslimin. Mereka menemui Amar Bin Ash salah satu pemimpin pasukan muslim yang di kemudian hari menjadi gubernur mesir. Setelah ketemu dengan Amar bin ash pemimpin mereka mengatakan Anda bukan orang yang berhak menerima kunci menurut kitab kami. Kemudian mereka menyampaikan ciri ciri penerima kunci. Amar bin ash mengatakan kalau itu orangnya adalah Kalifah Umar Bin Khotob.
Ditulislah surat kepada Kalifah. Kalifah berangkat dengan satu stafnya dengan satu onta. Dikendarai bergantian. Sampai masuk Alquds palestina, giliran Kalifah jalan kaki, stafnya naik onta. Para sahabat menyambut dan memberikan masukan bahwa masyarakat disana sangat memperhatikan penampilan, kendaraan, baju dll (sama seperti sekarang). Tapi apa jawab Kalifah "kita dimuliakan karena iman dan ketaqwaan.
Akhirnya kunci diserahkan pada Kalifah yang berjalan kaki, yang bajunya sederhana banyak tambalannya. Bukan pada stafnya yang naik unta. Bukan pada panglima gagah perkasa yang datang dengan baju bertabur tanda jasa mengendarai kereta kencana, apalagi yang banyak gaya dengan kendaraan dan barang, rumah kreditan.
Lanjut kisahnya
Kalifah Umar mampir ke rumah Abu Ubaidah Bin Jarroh panglima tertinggi muslimin saat itu pengganti Kholid bin Walid. Sampai dirumahnya dilihatnya rumahnya sederhana, hanya ada perabot sederhana, pedang dan peralatan perang. Kalifah berkata dunia telah merubah kami tapi tidak Abu Ubaidah bin Zarroh.
Sungguh indah contoh sahabat mereka begitu sederhana namun menaklukkan dunia. Bukan pemimpin yang banyak gaya, bermewah mewah, memperbanyak hutang dengan bangga.
Ingat rumus fisika
Banyak gaya=banyak beban
Ditulislah surat kepada Kalifah. Kalifah berangkat dengan satu stafnya dengan satu onta. Dikendarai bergantian. Sampai masuk Alquds palestina, giliran Kalifah jalan kaki, stafnya naik onta. Para sahabat menyambut dan memberikan masukan bahwa masyarakat disana sangat memperhatikan penampilan, kendaraan, baju dll (sama seperti sekarang). Tapi apa jawab Kalifah "kita dimuliakan karena iman dan ketaqwaan.
Akhirnya kunci diserahkan pada Kalifah yang berjalan kaki, yang bajunya sederhana banyak tambalannya. Bukan pada stafnya yang naik unta. Bukan pada panglima gagah perkasa yang datang dengan baju bertabur tanda jasa mengendarai kereta kencana, apalagi yang banyak gaya dengan kendaraan dan barang, rumah kreditan.
Lanjut kisahnya
Kalifah Umar mampir ke rumah Abu Ubaidah Bin Jarroh panglima tertinggi muslimin saat itu pengganti Kholid bin Walid. Sampai dirumahnya dilihatnya rumahnya sederhana, hanya ada perabot sederhana, pedang dan peralatan perang. Kalifah berkata dunia telah merubah kami tapi tidak Abu Ubaidah bin Zarroh.
Sungguh indah contoh sahabat mereka begitu sederhana namun menaklukkan dunia. Bukan pemimpin yang banyak gaya, bermewah mewah, memperbanyak hutang dengan bangga.
Ingat rumus fisika
Banyak gaya=banyak beban
Oleh :
Supriyadi, pengembala kambing
Supriyadi, pengembala kambing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar