Benarkah
daging kambing rendah kolesterol ? Pertanyaan ini sering diajukan oleh
pera penyuka kambing, yang memiliki keraguan untuk mengkonsumsi daging
kambing dalam jumlah banyak, karena mitos daging kambing yang tidak baik
untuk kesehatan. Namun, beberapa tahun terakhir mitos tersebut dibantah
oleh para peneliti.
Moment hari raya Idul Adha, adalah moment dimana umat muslim
melaksanakan qurban. Qurban yang diberikan, biasanya dalam beberapa
bentuk, bisa sapi, kerbau, domba ataupun kambing. Akhir-akhir ini,
pemilihan sapi atau kerbau sebagai hewan qurban semakin digemari, hal
ini dikarenakan pendapat banyak orang bahwa daging sapi dan kerbau
sedikit pantangannya untuk kesehatan dibanding daging kambing, sehingga
yang mengkonsumsinya lebih meluas. Namun, setelah banyak dipelajari oleh
beberapa peneliti, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bahkan,
setelah diteliti terbilang daging kambing rendah kolesterol.
Daging kambing rendah kolesterol dibanding daging Sapi
Kekhawatiran banyak orang tentang kandungan lemak dan kolesterol pada
daging kambing, dibantah oleh beberapa hasil penelitian. Daging
kambing, justru memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan
dengan daging sapi ataupun domba, jika dibandingkan dalam kadar dan
bentuk yang sama. Pemilihan kambing muda, akan lebih baik dibandingkan
kambing dewasa, dimana kadar lemaknya lebih rendah dibandingkan kambing
dewassa.
Menurut beeberapa sumber, didapatkan data
bahwa kandungan lemak rata-rata pada kambing adalah 20%, sedangkan pada
sapi adalah 25 %. Angka lemak pada domba justru paling tinggi, yaitu
30%. Data ini dipublikasikan pada  Procedings Nutrition Society of
Australia, Desember 1997.
Tidak hanya data lemak yang termuat dalam prosiding tersebut, di
dalamnya juga membahas kadar kolesterol dari daging kambing. Hasilnya
adalah kadar kolesterol kambing hanya 5-39mg/100 gr, sedangkan sapi
adalah 42-78 mg/100 gr. Ini membuktikan bahwa, pada komposisi, berat,
bentuk sampel yang sama, ternyata daging kambing rendah kolesterol
dibanding daging sapi.
Tidak hanya dinyatakan daging kambing rendah kolesterol, daging
kambing juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, terutama pada
daging kambing muda yang berusia di bawah ssatu tahun. Kandungan di
dalamnya meliputi zat besi, seng, protein, dan vitamin B12.
Kapan Daging Kambing menjadi Berbahaya?
Jika memang daging kambing rendah kolesterol, lalu mengapa kerap timbul gangguan kesehatan setelah mengkonsumsinya?
Selayaknya makan daging pada umumnya, daging kambing pun kerap kali
diolah dalam berbagai bentuk hidangan. Hidangan yang paling umum dibuat
adalah sate kambing dan gulai kambing. Disamping itu, ada juga olahan
lain seperti nasi kebuli dan nasi goreng kambing.
Olahan kambing seperti ini yang justru meningkatkan kadar lemak
kambing, bukan karena daging kambingnya, tetapi dari bahan yang
digunakan untuk memasak daging kambing tersebut, atau tambahan lain di
dalam masakan tersebut.
Misalnya saja sate kambing. Penjual sate kambing seringkali
menggunakan sate kambing yang tidak lagi muda, disamping itu, daging
yang digunakan tidak murni daging kambing saja, tetapi juga disertai
bagian lemak-lemak dari kambing, atau gajihnya, yang jelas merupakan
lemak tinggi. Untuk menghindari kadar lemak yang tinggi, maka gunakan
daging kambingnya saja.
Begitupulan dengan gulai kambing. Untuk menutupi bau, biasanya gulai
kambing dimasak dengan beraneka rempah-rempah, ditambah dengan santan
kental. Hasilnya adalah gulai kambing yang sangat lezat. Sayangnya,
lagi-lagi kambing disalahkan sebagai penyebab terjadinya hipertensi
setelah memakan gulai kambing, padahal belum tenta kambing pencetusnya.
Bisa saja penggunaan santan kental menjadi faktor pemicunya.
Jika ditemukan berita, bahwa seseorang
menderita jantung setelah mengkonsumsi kambing, maka perlu diperhatikan
faktor-faktor lainnya. Bisa jadi si penderita sudah memiliki bakat
jantung, dan pada saat bersamaan mengkonsumsi daging kambing terlalu
banyak. Nyaris semua daging merah memang tidak baik dikonsumsi dalam
jumlah yang terlalu banyak, tidak hanya daging kambing saja.
Kambing Meningkatkan Stamina dan Menghangatkan Badan
Walaupun penelitian mengenai khasiat kambing untuk meningkatkan
stamina belum banyak dipublikasikan, namun pengalaman empiris telah
banyak membuktikan hal tersebut. Beberapa ahli menyebutkan, hal tersebut
dikarenakan kandungan energi yang tersimpan dalam daging kambing
sangatlah tinggi. Hal ini yang menyebabkan seorang pria yang baru saja
mengkonsumsi daging kambing, seperti menemukan kembali energi yang baru
saja hilang.
Rasa hangat, atau panas yang terjadi setelah mengkonsumsi kambing pun
sebenarnya tidak perlu terlalu dirisaukan. Di negara-negara lain,
seperti Taiwan, efek hangat setelah makan kambing, justru dimanfaatkan
untuk menghangatkan tubuh. Namun, memang mengkonsumsinya jangan
berlebihan, karena rasa panas yang berlebihan bisa menimbulkan pusing di
kepala.
Tips mengolah daging kambing agak sehat dan tidak berbau
Ada beberapa tips, yang diisajikan oleh ahli kuliner untuk mengolah
daging kambing, agar masakan yang dihailkan nikmat dan bebas bau, tips
tersebut antara lain:
TIPS
Usahakan agar kambing yang baru dipotong, tidak langsung diolah.
Biarkan kambing tersebut, sampai darahnya turun terlebih dahulu. Setelah
didiamkan beberapa waktu, baru daging diolah. Menurut beberap ahli,
mencuci daging kambing justru meningkatkan aroma tajam dan brengus dari
si daging kambing. Oleh karena itu lebih disarankan untuk melumurinya
dengan jeruk nipis saja
Saat mengolah menjadi masakah, campurkan beberapa rempah yang bisa
menutupi bau kambing tadi, seperti bawang putih, jahe, lngkuas, dan dau
salam.
Tips ini mungkin belum bisa ditujukan pada daging yang menempel di
tulang. Daging ini biasanya lebih beraroma. Karenanya merebus tulang
dengan beberapa rempah-rempah seperti diatas, akan lebih baik. Biarkan
perebusan dilakukan lama, agar hasilnya sempurna
Ada beberapa saran, dimana sebelum memasak daging kambing, bungkus
terlebih dahulu dengan daun pepaya. Hal ini untuk membuat hasil olahan
kambing tidak alot , justru memberikan rasa empuk pada dagingnya.
Mengingat mengkonsumsi daging secara berlebihan memberikan dampak
yang tidak baik, maka disarankan untuk mengkonsumsi daging kambing pun
secukupnya.Â
(dbs)
sumber : http://www.manjur.net/26/10/2012/ternyata-daging-kambing-rendah-kolesterol
Nah, tapi kalo soal kambing mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi, bisa jadi. Tapi berdasarkan beberapa jurnal ilmiah yang
tercantum di beberapa hasil penelitian tetap dikatakan bahwa kandungan
lemak dan kolesterolnya dibawah sapi dan domba.Jadi kalau mau memakan
daging kambing, ya tidak apa-apa. Namun, perlu diingat, jika
dikembalikan ke agama…tetap agama memberikan saran, jangan berlebihan.
Bukan
hal daging kambing saja, tapi juga yang lain. Sesuatu yang
berlebihan bukankah tidak baik?
Komentar tentang Kolesterol
1.Studi di Famingham sejak 1948, selama ini dijadikan pijakan bahwa
kolesterol menyebabkan penyakit jantung. Di lembaga ini ternyata
menemukan bahwa laki-laki yg mengasup kolesterol diatas rata, kolesterol
darahnya sama saja dengan mereka yang mengasup di bawah rata2. Padahal
rata2 asupan kolesterol mereka adalah 704 – 220,9 mg/dl.(Lebih tinggi
dari anjuran AHA 300 mg/dl). Sementara untuk wanita yg mengasup
kolesterol diatas rata-rata, kolesterol darah mereka lebih rendah
dibandingkan dengan yg mengasup di bawah rata-rata. Rata-rata asupan
kolesterol mereka adalah 492-170 mg/dl.
“Kenapa Teori Penyakit Jantung dan Kolesterol itu Keliru” bisa dibaca di link ini.
http://www.thincs.org/Malcolm.choltheory.htm
Penelitian di Universitas Tecumseh juga sama.Mereka membagi subyek
penelitiannya menjadi 3 yakni, yg kolesterol darahnya rendah, menengah
dan tinggi. Ternyata yg kolesterol darhnya tinggi, asupan kolesterolnya
lebih rendah daripada yg berkolesterol rendah dan menengah.
Yang berkolesterol tinggi, asupan lemak totalnya lebih rendah daripada yg berkolesterol menengah.
Yang berkolesterol tinggi, asupan lemak jenuhnya sama dengan yg berkolesterol menengah.
Kalau kita coba runut kembali sejarah kolesterol, kita akan menemukan
tokoh yang bernama Ancel Keys. Dialah yang pertama kali meneliti bahwa
asupan lemak jenuh berhubungan dengan kematian karena sakit jantung.
Studi ini dikenal denga Six Countries Study dan kemudian diubah menjadi
Seven Countries Study . Ancel Keys inilah yang dikenal dengan “Bapak
Kolesterol”.
Tetapi dengar apa yg dia katakan di tahun 1997: “There’s no connection
whatsoever between cholesterol in food and cholesterol in blood. And
we’ve known that all along. Cholesterol in the diet doesn’t matter at
all unless you happen to be a chicken or a rabbit.” Ancel Keys, Ph.D.,
professor emeritus at the University of Minnesota 1997.”
Bukankah ini mengejutkan? Bapaknya sendiri tak lagi mengakui hasil
temuannya,bahwa mengasup kolesterol menyebabkan penyakit jantung,
sementara kita semua mendukung teriakan “hindari lemak” dan menaruh
lemak dipucuk piramid sebagai lambang boleh dimakan, tetapi sedikit.
Belum cukupkah kita belajar nutrisi dari Amerika dengan mengadopsi
Piramida Makanan? Piramida Makanan telah berhasil menurunkan asupan
lemak Amerika, tetapi meledakkan kegemukan mereka sejak th 1981.
Kenapa kita tidak belajar dari air kasih sayng ibu, ASI,mengikuti komposisi ASI yakni 50% makanan dari lemak?
Gilakah ide ini?
Tidak juga. Suku Tokelau di Polinesia mengasup kelapa dan ikan untuk
hidup. Asupan lemak jenuh mereka 56%. Mereka tak mengenal kegemukan, tak
ada diabetes dan penyakit jantung. Suku Masai di Afrika mereka mengasup
lemak, darah,susu dan daging hingga asupan lemak jenuh mereka berkisar
33%. Kolesterol darah mereka rendah, tak ada obesitas, tubuh mereka
lebih tinggi dibandingkan suku yg sama tetapi menetap sebagai petani.
Prancis asupan lemak jenuh mereka berkisar 17% tetapi kematian karena
penyakit jantung 1/3 dari orang Amerika yang menyukai senandung “rendah
lemak”
Sebagai penutup aku ingin menuturkan hasil penelitian dari
laboratorium yang dilakukan oleh Dariush Mozaffarian. Dia mengatakan
“Semakin banyak kita mengasup lemak jenuh, semakin lebar pembuluh darah
orang itu. Semakin banyak dia mengasup karbohidrat semakin sempit
pembuluh orang itu.”
Aku anjurkan belajar disini sebelum buka jurnal aslinya yg biasanya membosankan.
http://drbganimalpharm.blogspot.com/2009/06/benefits-of-high-saturated-fat-diets-in.html
Tentang kolesterol, “Kolesterol Rendah, Menyebabkan 75 Persen
Serangan Jantung” kita baca hasil penelitian dari UCLA di sini juga gak
apa.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/02/09/kolesterol-rendah-menyebabkan-75-persen-serangan-jantung-532265.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar