Menanam Pekerjaan
Mulia
Menanam tanaman yang dapat dimakan
adalah pekerjaan mulia. Dengannya terjamin pangan manusia, hewan dan ternak. Semakin
rajin manusia menanam maka akan terjamin pula pangannya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang menghidupkan tanah mati, maka dengannya ia mendapatkan
pahala. Dan apa yang dimakan oleh binatang liar, maka dengannya ia mendapatkan
pahala.” (HR Ahmad).
Menanam
berarti memakmurkan bumi
Salah
satu tugas yang diamanahkan oleh Allah SWT kepada manusia adalah memakmurkan
bumi. ".....Dia telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan menjadikan pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian
bertobatlah kepada-Nya." ...QS. Huud:61.
Menanami bumi dengan tanaman yang dapat dimakan dan
bermanfaat bagi manusia dan hewan berarti memakmurkan bumi. Salah satu bentuk
syukur atas karunia Allah berupa bumi yang subur ini adalah dengan menanaminya
dengan tanaman yang bermanfaat.
Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah salah satu
anjuran kepada para Sahabat adalah memakmurkan bumi dengan menanaminya.
Masing-masing sahabat ambil bagian dalam memakmurkan bumi. Dalam beberapa tahun
saja telah menghasilkan dan mencukupi kebutuhan kaum muslimin bahkan berlebih.
Setelah itu Rosulullah membangun pasar Manaqoh.
Menanam
Menyelamatkan manusia dari neraka
“Cegahlah dirimu dari
neraka, meskipun dengan dengan sebiji kurma”. (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi
dan Nasa’i)
Menanam juga memberi
banyak peluang untuk sedekah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari disebutkan pahala dan kebaikan siapapun yang menjaga kesinambungan
pangan dengan aktifitas bercocok tanam misalnya:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا
أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ
إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
“Tidaklah seorang muslim itu menanam
tanaman kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, atau orang lain atau hewan
sekalipun melainkan akan menjadi pahala sedekah untuknya”
Bahkan dalam riwayat Muslim dari sahabat
Jabir bin Abdillah ditambahkan sekiranya tanaman itu dicuri oleh seseorang
tetap akan menjadi pahala sedekah untuk orang yang menanamnya. Sahabat
Mu’awiyah ra turut mencontohkan aktifitas imarah ini dengan banyak menanam
pohon di akhir hayatnya. Ketika ditanya alasan ia berbuat demikian, ia
melantunkan bait syair:
لَيْسَ الفَتَى بِفتَي لاَيسْتَضَاءُ
بِه … وَلاَ تَكُونُ لَهُ في الأَرْضِ آثَارُ
“Bukanlah seorang pemuda itu yang tidak
memiliki sesuatu yang dapat menaunginya kelak. Bukan pula seseorang yang tidak
memiliki peninggalan di bumi ini (sepeninggalnya)”.
Mengembala, Beternak Menyuburkan bumi
Mengembala kambing salah satu pekerjaan para nabi.
Beternak dan bertani dapat bersinergi karena bisa saling mendukung. Beternak
selain menghasilkan daging, susu, dan kulit juga menghasilkan kotoran yang
dapat digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur dapat
tumbuh tanaman yang subur dan menghasilkan buah yang berlimpah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus