Trus aku kudu piye? Solusine opo? Ojo omong wae?
Pertanyaan ini membuat saya lebih giat belajar terus pada teman, senior, petani dunia nyata dan maya, dalam dan luar negeri.
Alhamdulillah mulai ada jawaban. Dari sekian banyak literatur, saya menemukan jawaban dalam Alqur'an. Ya di Alqur'an, kitab suci umat Islam. Petunjuk bagi orang yang beriman. Literatur yang jarang bahkan tak pernah disebut dalam skripsi, tesis, karya ilmiah pertanian peternakan.
Tumpangsari ternyata ada dalam Alqur'an. Ada beberapa ayat yang menyebutkan beberapa tanaman yang disebutkan dalam satu ayat. Bahkan ada kisah kebun tumpangsari anggur dan kurma. Kebun anggur yang dikelilingi kurma.
Tidak sembarang tumpang sari.
Alqur'an memilih berapa tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi. Buah buahan paling banyak disebut dalam Alqur'an hanya beberapa yang menyebutkan tentang biji bijian. Bahkan buah buahan ada di surga. Ini memberi petunjuk bagi kita tentang pilihan komoditi tumpang sari.
Kembali ke padi jagung kedelai (pajale)
Apa komoditi yang bisa tumpangsari dengan pajale? Di Nusa tenggara ada padi dan turi dipematangnya, di kampung saya ada padi dengan kacang di pematang, padi jagung, jagung kacang dll. Model tumpang sari ini ternyata belum memberi hasil yang memuaskan.
Sumber foto : http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=448:rawa&catid=4:info-aktual
Dari petunjuk Alqur'an kita bisa membuat tumpang sari yang lebih baik dengan hasil lebih tinggi yaitu pajale dengan buah buahan. Sebenarnya sudah ada petani yang sudah memulai tapi belum maksimal, misalnya tumpang sari mangga dengan padi, kelapa dengan padi. Bahkan ada yang mulai menanam buah tin di pematang sawah. Penanaman buah dipematang sawah bila dikelola dengan baik maka akan memberikan hasil yang lebih baik. Buah tin, kelapa, alpukat, pisang, durian dan buah buahan yang bernilai tinggi dapat dijadikan pilihan tumpang sari dengan padi.
Sumber foto : http://dispertan.kaltimprov.go.id/berita-tumpangsari-antara-tanaman-mangga-dengan-padi-sistem-legowo.html
Tanaman buah mampu menghasilkan 500 ribu sampai 2 juta perpohon per tahun. Bila dalam sekotak 1400 m2 ada 10-20 batang tanaman buah maka akan ada tambahan penghasilan 5-40 juta pertahun. Selain buah buahan, diselanya kita bisa menanam rumput odot/gajah mini dan koro pedang/koro bedok untuk pakan ternak.
Sumber foto : http://wanabektihandayanigroup.blogspot.com/2010/01/
Penanaman dengan tumpang sari akan menurunkan produksi gabah. Ya tentu tetapi coba kita hitung. Biasanya di kampung saya Ponorogo 1400 m2 menghasilkan 600-1000 kg gabah. Harga gabah 4-5 ribu, jadi setara dengan 2,4-5 juta sekali panen. Dengan pola padi - padi - jagung/kedelai bisa menghasilkan 6-13 juta per tahun kotor belum dikeluarkan biaya.
Sumber foto : http://kimwijayakusuma-lmj.blogspot.com/2013/12/sistem-tanam-tumpang-sari-di.html
Bila dengan tumpang sari hasil padi turun 20-30 % maka penghasilan turun menjadi 4-9 juta rupiah pertahun. Namun bertambah dari hasil buah 5-40 juta. Belum lagi tambahan rumput dan koro pedang untuk pakan ternak. Rumput odot/gajah mini untuk pakan ternak ruminan, domba, kambing, sapi, kerbau, koro pedang untuk pangan dan pakan berprotein tinggi untuk manusia, ternak ruminan dan unggas.
Sumber foto : http://petanitop.blogspot.com/2017/01/cara-unik-menanam-padi-gogo-hasil.html
Dengan sistem tumpangsari ini petani bisa mendapatkan penghasilan rata rata 1-3 juta perbulan. Dan masih ada waktu luang untuk mengerjakan pekerjaan lain yang bisa menambah penghasilan.
Tanaman buah hanya perlu menanam sekali bisa panen seterusnya. Tanaman buah lebih tahan dengan kekeringan dari pada padi jagung kedelai yang akan gagal panen kalau kering lebih dari 20 hari.
Sumber foto : http://gaharubudidaya.blogspot.com/2010/07/agroforestry-gaharu-padi-gogo.html
Semoga bermanfaat sampai jumpa di tulisan selanjutnya Insya Allah
Supriyadi, penggembala kambing dari Ponorogo
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.