Kelor Pohon Ajaib Banyak Khasiat

Daun kelor bukan hanya mujarab mengatasi penyakit yang namanya berasal dari okter di Yunani, Aretaeus (30 - 90) itu (bahasa Yunani: diabainein =pancuran, mellitus = manis). Faktanya banyak pasien beragam penyakit merasakan khasiat tanaman dari India utara itu. Damar Novaldi - bukan nama sebenarnya - misalnya, pada Maret 2011 merasakan sakitnya splenomegali. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Airlangga, dr Arijanto Jonosewojo SpPD, splenomegali adalah pembengkakan limpa. “Gangguan fungsi hati seperti sklerosis hati atau kanker hati dapat menyebabkan splenomegali,” kata Arijanto. Penyakit itu dapat mengakibatkan kematian bila organ di belakang lambung sepanjang 12 cm itu pecah. “Saya pasrah. Istri dan ibu juga merasa terpukul,” kata Damar Novaldi setelah mendapat diagnosis itu. Akibat penyakit itu, punggung sakit bukan kepalang, meski tersentuh sedikit saja. Nyeri hebat juga ia rasakan di ulu hati. Kondisi itu membuat Damar serbasalah: tidur miring sakit, telentang pun nyeri.

Menurut Arijanto sakit punggung dan ulu hati itu karena limpa membengkak dan mengalami penekanan sehingga mempengaruhi saraf-saraf organ di sekitarnya. Sepekan opname di rumahsakit di Jakarta Selatan, intensitas sakit memang berkurang. Namun, setelah kembali ke rumah, pria 32 tahun berbobot 86 kg dan tinggi 169 cm itu merasa nyeri lagi. Oleh karena itu ia patuh saat ibu menyarankan untuk menemui Valentina Indrajati, herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ketika itulah Valentina meresepkan beragam herbal seperti daun kelor, rimpang bangle, dan daun jati belanda - semua dalam bentuk serbuk berbobot masing-masing 10 gram. Damar merebus herbal dalam dua gelas hingga mendidih dan tersisa segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dua kali sehari.

Pada awal Juli 2011 setelah tiga bulan konsumsi herbal, ia memeriksakan kondisi kesehatan. “Pinggiran limpa yang semula menghitam, kembali normal berwarna ungu gelap.Limpa juga sudah tak membengkak,” kata Damar yang girang bukan main. Menurut Valentina yang meresepkan daun kelor sejak 2005, kelor memperbaiki fungsi hati yang berhubungan dengan pencernaan dan detoksifikasi. Selain itu kelor juga kaya antioksidan untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Ketika kondisitubuh sehat ibarat benteng yang kokoh, sehingga mampu melawan serangan penyakit.

Makin popular

Setahun terakhir, kelor *Moringa oleifera* (sinonim *Guilandina moringa*) memang naik daun. Indikasinya antara lain kian banyak pasien yang memanfaatkan kelor. Damar Novaldi dan Hartadi hanya sebagian kecil yang merasakan khasiat daun kelor. Kelor juga mujarab mengatasi beragam penyakit lain seperti hepatitis, hiperlipidemia alias kolesterol tinggi, dan jantung. Pemanfaatan kelor sebagai herbal “tak terdengar” bila dibandingkan brotowali Tinospora crispa, sambiloto Andrographis paniculata, atau temuputih Curcuma
zedoaria.

Selama ini daun kelor identik dengan dunia magis, untuk membuang kesaktian seseorang menjelang ajal. Biji klenthang alias polong kelor populer sebagai penjernih air. Namun, siapa sangka di balik itu semua daun kelor manjur sebagai panasea alias obat untuk beragam penyakit. Riset ilmiah mendukung kuat bukti empiris itu. Setahun lalu Valentina kedatangan pasien hepatitis
C. “Matanya menguning,kulit tubuhnya juga kuning,” kata herbalis yang kerap mengajar yoga di India dan Thailand itu. Herbalis itu meresepkan kelor dan beberapa herbal lain seperti sambiloto dan pegagan kepada penderita berusia 16 tahun itu. Setelah rutin mengonsumsi rebusan serbuk daun kelor, ia akhirnya sembuh sehingga batal opname di rumahsakit. Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. *Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat. Menurut dr Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker*.

Serba ada

Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Harap mafhum, daun pohon stik drum itu memang mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap (lihat infografis) Ahli gizi dari Pusat Penelitian Gizi dan Makanan, Dr Mien Karmini, mengatakan, “Konsumsi asam amino terlalu banyak, efeknya tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, kerja ginjal lebih berat karena asam
amino dikeluarkan melalui ginjal. Bila asam amino berasal dari nabati, kemungkinan ginjal bekerja ekstra lebih rendah daripada asam amino dari hewani.”

Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.* Itu hanya sebagian kecil senyawa aktif pada daun kelor. Padahal, selain daun, bagian lain pada tanaman itu juga tak kalah berkhasiat. *Kulit batang Moringa oleifera, umpamanya, berkhasiat antitumor (baca Pucuk Sampai Akar Manjur halaman 20 - 21)*. Pantas bila kini makin banyak herbalis yang meresepkan daun kelor. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, misalnya, meresepkan daun kelor untuk para pasien beragam penyakit seperti hiperlipidemia dan
pendarahan.

Lina memberikan kelor kepada Asih Susilowati yang keguguran. Peran kelor membantu produksi sel darah merah akibat kehilangan darah saat keguguran, memperkuat rahim, dan saluran indung telur. Sebulan setelah rutin mengonsumsi rebusan daun kelor, Asih hamil. Ia melahirkan dengan selamat sembilan bulan kemudian. Herbalis di Kotamadya Batu, Provinsi Jawa Timur, Wahyu Suprapto, sepakat bahwa kelor bagus bagi penderita pendarahan seperti Asih dan anemia. Kandungan zat besi kelor sangat tinggi, yakni 28 mg per 100 gram bahan.

Tren Budidaya Kelor

Pemanfaatan kelor untuk herbal kini terbukti kian meluas di berbagai daerah Kondisi itu mendorong Muslihuddin dan Gatot Santosa membuka kebun kelor 1 ha di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Agustus 2009. Jangan bayangkan tanaman kelor yang tinggi menjulang. Kelor budidaya tak lebih dari 75 cm karena pekebun kerap memanen seperti teh. Dari kebun itulah mereka mengekstrak kelor. Produksinya baru 200 botol - masing-masing 30 kapsul -
per bulan. Dalam waktu dekat, Gatot Santosa bersiap memenuhi permintaan rutin importer dari India yang mencapai 25.000 botol per bulan. Produksi ekstrak kelor itu mereka lakukan setelah Muslihudin, karyawan Freeport Indonesia di Timika, Provinsi Papua, terbelalak mengetahui khasiat kelor dari dunia maya. “Kita bisa membantu masyarakat untuk memproduksi herbal asal kelor,” kata Muslihudin.

Salman Rizki di Surabaya rutin mengirimkan ekstrak kelor ke Filipina sejak 2005. Ia memperoleh bahan baku dari daerah di sekitar Surabaya seperti Pasuruan dan Mojokerto. Sayang, ia merahasiakan rendemen dan harga jual. Salman mengirimkan rata-rata 400 kg ekstrak daun kelor per bulan. Kaum ibu di Filipina memberikan malunggay alias kelor kepada bayi-bayi mereka. Mereka menyebut kelor sebagai “teman ibu yang baik”. Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kelor memang sohor sebagai bahan pangan. Rodney Perdew yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat, membudidayakan kelor di Arizona dan Meksiko - lebih dari 80.000 tanaman. Ia mengolah kelor menjadi teh, kapsul, dan minyak. “Sejak dua tahun lalu, terjadi peningkatan pertumbuhan 50% per tahun,” kata Rodney. Ia tertarik mengebunkan komoditas itu karena, “Kelor merupakan sumber pangan yang hebat, sekaligus bahan kosmetik dan obat,” kata Rodney kepada wartawan Trubus Tri Istianingsih. Itu bukti bahwa kelor memang tanaman serbaguna: daun, kulit batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat. (*Sardi
Duryatmo/Peliput: Andari Titisari, Imam Wiguna, Pranawita Karina, & Tri
Susanti*)


Dari daun, buah dan akarnya kita bias mengambil manfaat pohon kelor. Dari sekedar sebagai sayur dan mengatasi kekurangan gizi hingga membantu vitalitas tubuh sampai mencegah kanker. Di India hampir seluruh bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan.

  1. Buahnya yang masih mentah dan berwarna hijau kaya akan gizi, bias dimakan sebagai kacang rasanya gurih
  2. Bunga kelor dapat dimakan dan rasanya seperti jamur
  3. Akarnya bias dimakan atau dikonsumsi

Reputasi tanaman kelor untuk mengatasi gizi buruk sudah mendapat pengakuan dunia internasional, misalnya kasus gizi di Afrika menjadikan atau mengangkat nama tumbuhan ini,terutama untuk anak balita dan ibu hamil dengan memasak daun kelor. Sehingga daun kelor mendapat predikat sebagai makanan alamiah bergizi dari daerah tropik. Hasil penelitian menunjukkan daun kelor mempunyai kandungan sumber senyawa betakaroten, vitamin C, zat besi, kalium yang tinggi juga Posfor. Vitamin A pada kelor lebih tinggi dari wortel, Calsiumnya lebih tinggi dari susu, zat besinya lebih tinggi dari bayam, vitamin C nya lebih tinggi dari jeruk, kaliumnya lebih tinggi dari pisang, proteinnya sejajar dengan susu dan telur. Dalam satu sendok makan serbuk daun kelor diperkirakan terkandung 14% protein, 40% kalsium, 23% zat besi dan vitamin A dalam jumlah yang cukup yang sangat dibutuhkan bagi anak balita. Sehingga dari hasil tersebut di atas bahwa daun dan buah kelor dapat membantu meningkatkan air susu ibu, dan 6 sendok makan serbuk daun kelor bisa memenuhi kebutuhan zat besi dan kalium wanita hamil dan menyusui.

Di Negara kita pohon kelor untuk obat masuh jarang ditemukan, umumnya yang digunakan masih daun dan buahnya sebagai sayur, di Negara lain kulit , batang, d aun, akar, bunga, buah, biji kelor digunakan untuk obat, misalnya bahan antiseptic, rematik, mengatasi gigitan ular, gangguan ereksi untuk laki-laki dan mempartahankan aktivitas sexual untuk perempuan, juga untuk menurunkan tekanan darah dan kanker.

Cara pengolahan :

  • Paling mudah daun kelor untuk sayur bening pengganti bayam
  • Daun kelor dapat dikeringkan dan disimpan sebagai serbuk kering, serbuk tersebut dapat dicampurkan ke dalam berbagai jenis makanan. Serbuk kelor walaupun tidak disimpan di kulkas kandungan gizinya tidak hilang

Tip kelezatan daun kelor:

Dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, serbuk daun kelor dapat dipakai sebagai pengganti kaldu yang selanjutnya diolah menjadi sup yang nikmat disukai anak balita dan dewasa.

Namun Selain dimanfaatkan untuk sayuran, akar, daun serta bijinya juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit Dan sekarang sudah banyak para ahli herbal meneliti tanaman ini dan mejadikan obat berbagai macam penyakit,

Tanaman kelor mengandung gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk perbaikan gizi. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa
negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil. Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, batang, buah dan daun serta mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar (lalapan), setara dengan; 4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dariyogurt. Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan; 10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt.

Kelor merupakan sumber pangan yang hebat, sekaligus bahan kosmetik dan obat. Itu bukti bahwa kelor memang tanaman serbaguna : daun, kulit batang, polong, akar, bahkan getahnya pun berkhasiat obat. Di berbagai daerah kelor dimanfaatkan sebagai sayuran.

Kelor Kontrol Kolesterol

Daun, polong, dan ekstrak daun kelor terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total. Jika seseorang sudah mengidap kolesterol tinggi, ada risiko kadar kolesterol naik kembali. Kolesterol ibarat musuh yang diam-diam selalu mengintai. Untuk menekannya dibutuhkan kemauan mengatur pola makan dan rajin berolahraga. Tingginya kadar kolesterol dapat dipicu pola makan tinggi kolesterol misalnya konsumsi makanan cepat saji, gorengan, maupun stress. Kolesterol berlebih dapat menyumbat arteri atau menyebabkan serangan jantung atau stroke.


Cukup Rebus Faedah Didapat


Saran herbalis bila kita hendak mengonsumsi kelor sebagai terapi pengobatan adalah sebaiknya rebus daun kelor bersama air mendidih, lalu lanjutkan pendidihan hingga 15 menit. Cara itu praktis sehingga mudah dilakukan pasien. Soal khasiat, tetap terjaga. Yang perlu diperhatikan saat merebus daun kelor adalah pemakaian wadah. Sebaiknya gunakan wadah berbahan tanah liat atau kaca tahan panas. Kedua wadah tidak bereaksi dengan herbal saat perebusan. Agar lebih praktis beberapa herbalis memproduksi daun kelor dalam bentuk serbuk kasar dalam kemasan serupa teh celup. Pengolahan lain berupa bubuk hasil ekstraksi yang dikemas dalam kapsul. Sayangnya teknologi ekstraksi rumit dan mahal.


Pucuk Sampai Akar Manjur


Hampir sebagian besar herbalis yang meresepkan kelor memanfaatkan daunnya. Padahal, bunga, akar, kulit batang , getah, hingga biji kelor juga berkhasiat obat. ementara itu kulit barang kelor mujarab menjadi penawar racun ular dan kalajengking. Bunga, akar, dan getah tanaman yang daunnya berbentuk bulat telur serta tersusun memanjang itu juga manjur. Kulit akar moringa mujarab mengatasi antara lain pembengkakan dan sariawan dengan cara mengoleskan ekstrak kulit kelor.
Sementara rebusan bunga kelor membantu mengatasi radang tenggorokan.

Kisah Herbal Kelor

“Jika dua minggu tak sembuh, Bapak lumpuh total.” Peringatan dokter di sebuah rumahsakit di Bandung, Jawa Barat, itu terngiang-ngiang di telinga Hartadi.
 
               Dua tahun silam, Hartadi memang begitu gering. Jika berjalan ia merasa tak seimbang, tubuh miring, dan kerap jatuh. Bobot tubuh melorot tajam, 86 kg menjadi 60 kg, hanya dalam sebulan. “Saya tinggal kulit pembalut tulang,”kata ayah tiga anak itu. Semula dokter menduga, Hartadi mengalami gangguan saraf. Namun, tes darah menyibak biang kerok itu semua adalah kadar gula darah yang membubung: 600 mg/dl; kadar normal kurang dari 200 mg/dl. Ahli medis geleng-geleng kepala melihat hasil tes itu. Ia heran, kadar gula darah yang menjulang, tetapi Hartadi tak pingsan. Mendengar diagnosis itu keluarga pasrah. Namun, Hendrik Christianto - anak sulung Hartadi - yang
bekerja di Kabupaten Mimika, Papua, enggan menerima suratan itu. Ia mengirimkan empat botol berisi masing-masing 30 kapsul daun kelor kepada ayahnya di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Hendrik terinspirasi seorang kenalan warga Mimika yang juga mengidap diabetes mellitus. Banyak bahan pangan yang mesti ia hindari jika hendak selamat.
               Penderita itu akhirnya menyantap sayur daun kelor Moringa oleifera hampir
saban hari. Tanpa ia sadari, itulah jalan kesembuhan baginya.Bersandar pada kasus di Mimika Hartadi rutin menelan tiga kapsul dua kali sehari sebelum makan pada pertengahan 2010. Dua pekan kemudian ia merasakan perubahan: jalan relatif seimbang dan saat malam frekuensi berkemih turun drastis menjadi 10 kali - biasanya 20 kali per malam. Perkembangan itu sejalah dengan turunnya kadar gula darah menjadi 520 mg/dl.
               Hasil tes darah itu sangat menggembirakan Hartadi. Itulah sebabnya ia disiplin mengonsumsi kapsul daun kelor. Makin hari, kadar gula darah pria 59 tahun itu kian turun. Pengecekan terakhir pada 2 Juni 2011 menunjukkan kadar gula darah normal, 145 mg/dl. Kini tubuh Hartadi kembali padat berisi dan segar bugar. Meski begitu ia tetap mengonsumsi kapsul daun tanaman anggota famili Moringaceae itu. Dosis berkurang, hanya dua kapsul per hari. 
               Kelor terbukti tokcer mengatasi diabetes mellitus. Bukti empiris itu sejalan dengan hasil penelitian Jaiswal Dolly. Periset dari Departemen Kimia Universitas Allahabad, India, itu membuktikan ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah daripada Glipizide, obat yang biasa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kencing manis. Dalam riset tikus diabetes mellitus itu semula berkadar gula  darah 300 mg/dl. Namun, setelah mengonsumsi 300 mg ekstrak daun kelor, kadar gula darah puasa 90 mg/dl pada hari ke-21.
 
Diambil dari berbagai suumber

2 komentar:

  1. Kok nggak dijelaskan mengenai bunganya bisa dimakan rasanya seperti jamur. Ini dimakan begitu saja atau harus dimasak to mas bro ?

    BalasHapus