“Latuftahannal konstantinniyyah falani’mal amiiru amiiruha wala ni’mal jaysu daalikal jays”
"Sungguh
Konstantinopel akan ditaklukkan, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin
pasukan pada saat itu dan sebaik baik pasukan adalah pasukan pada saat
itu."
Konstantinopel merupakan kota terpenting di dunia, kota
yang sekaligus benteng ini dibangun pada tahun 330 M. oleh Kaisar
Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat
penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah
menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan Byzantium. Konstantinopel
merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat
itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus,
Laut Marmarah dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai yang sangat
besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya.
Di samping itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar sangat
kokoh yang terbentang dari laut Marmarah sampai Tanduk Emas. Memiliki
satu menara dengan ketinggian 60 kaki, benteng setinggi 60 kaki
sedangkan pagar bagian luarnya memiliki ketinggian 25 kaki, selain
tower-tower pemantau yang terpencar dan dipenuhi tentara pengawas. Dari
segi kekuatan militer, kota ini dianggap sebagai kota yang paling aman
dan terlindungi, karena di dalamnya ada pagar-pagar pengaman,
benteng-benteng yang kuat dan perlindungan secara alami. dengan
demikian, maka sangat sulit untuk bisa diserang atau ditaklukkan.
Kedudukan Konstantinopel yang strategis diillustrasikan oleh Napoleon
Bonaparte; ".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel
inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!".
Keseriusan
para Sahabat, para Khalifah serta para Sulthan dalam menaklukkan
Konstantinopel. Ketika para sahabat mendengar langsung dari bibir mulia
Rasulullah Muhammad SAW pada saat perang Khandaq tentang akan
ditaklukkannya Kota Konstantinopel seperti tertera pada nukilan hadits
diatas, para Sahabat mafhum, merasa sangat bersemangat dan kemudian
berlomba-lomba dengan diiringi gemuruh kerinduan yang ada pada dada-dada
mereka bersegera merealisasikan janji Allah dan RasulNya untuk
mengambil bagian dalam upayanya menaklukkan Konstantinopel. Sebagai
salah satu bukti adalah Syahidnya salah seorang Sahabat Rasulullah SAW
yang bernama Abu Ayyub Al Anshori (ridho Allah senantiasa menyertainya)
dipinggir kota Konstantinopel pada masa pemerintahan Khalifah Muawwiyah
bin Abi Sofyan dalam rangka menaklukkan benteng sekaligus kota terkuat,
yang konon sangat sulit untuk ditaklukkan oleh negara manapun di dunia
saat itu.
Adalah Sahabat mulia Abu Ayyub Al Anshori R.A."peletak
batu pertama" pada proyek agung penaklukkan kota Konstantinopel yang
dikomandoi Khalifah Muawwiyah bin Abi Sofyan pada tahun 44.H meski
serangan pertama ini belum berhasil tapi karena kecerdasan dan
kecerdikan wasiat terakhir Abu Ayyub Al Anshori yang terluka parah saat
itu kepada panglima Yazid bin Muawwiyah agar jasadnya dibawa dengan
kudanya sejauh jarak yang dapat ditempuh ke arah musuh dan dikebumikan
dijantung kota Konstantinopel, menjadikan peristiwa ini menjadi salah
satu inspirasi juga semangat yang membakar pasukan terbaik dengan di
bawah kepemimpinan pemimpin terbaik
Sulthan Muhammad Al - Fatih dalam penaklukan terakhir Konstantinopel.
Oleh
sebab itulah kekuatan Islam melalui futuhat akan selalu merambah ke
sana, Serangan paling besar dilakukan di masa Bani Umayyah, yaitu masa
kekhilafahan Sulaiman bin Abdul Malik tahun 98 H sampai sampai besarnya
jumlah pasukan Islam yang mengepung benteng Konstantinopel berlangsung
berbulan bulan dan pasukan dalam kondisi kelaparan yang mengenaskan
karena keinginan kuat sang khalifah dalam menaklukkan Konstantinopel.
Usaha-usaha untuk menaklukkan Konstantinopel terus berlanjut, di masa
khilafah Abbasiyah berlangsung Jihad yang demikian intensif untuk
melawan pemerintahan Byzantium, namun demikian usaha ini belum sampai
ke
Konstantinopel walaupun serangan itu telah menimbulkan gejolak di
dalam negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh Khalifah
Harun Ar-Rasyid pada tahun 190 H. Setelah itu upaya penaklukan
Konstantinopel dilanjutkan oleh Kesultanan Islam Saljuk di Asia Kecil;
seperti Sulthan Alib Arsalan yang telah berhasil hanya dengan pasukan
Islam sejumlah 15.000 mengalahkan tentara Romawi dengan Kaisar Rumanos
dan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 200.000 personil dalam Perang
Manzikart pada tahun 464 H/1070 M. dengan peperangan dahsyat sepanjang
sejarah. Kemenangan Spektakuler ini merupakan titik perubahan penting
dalam sejarah Islam. Sebab peristiwa ini telah melemahkan pengaruh
Romawi di Asia Kecil yang tak lain adalah wilayah-wilayah strategis
kekaisaran Byzantium.
Ketika kekhilafahan Abbasiyah yang
beribukota di Baghdad dihancurkan oleh serbuan pasukan Mongolia dibawah
pimpinan Hulaku Khan, lahirlah Utsman peletak dasar Khilafah
Utsmaniyah. Dengan kekuasaan yang baru lahir dia telah menembus laut
Marmarah, dengan bala tentaranya dia telah berhasil mengancam dua kota
utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah. Setelah wafatnya
Utsman, anaknya yang bernama Orkhan segera memangku kekuasaan, Tahun 727
H/1327M Nicomedia sebuah kota yang berada di barat laut Asia kecil
dekat kota Konstantinopel jatuh ditangannya. Sulthan Orkhan sangat
peduli untuk merealisasikan apa yang pernah dikabarkan
oleh
Rasulullah SAW tentang akan dibukanya Konstantinopel. Dia telah
melakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan pengepungan terhadap
ibukota Byzantium dari sebelah barat dan timur pada saat yang
bersamaan, agar bisa merealisasikannya, dia mengirim anaknya yg bernama
Sulaiman untuk melintasi selat Dardanil dan memerintahkannya agar
menguasai beberapa wilayah di sebelah barat. Tahun 758 H Sulaiman
berhasil menyeberangi selat Dardanil pada malam hari bersama empat puluh
orang tentara penunggang kuda, tatkala sampai di tepi barat, mereka
mengambil alih beberapa kapal milik tentara Romawi yang sedang berada
ditempat itu,lalu mereka kembali membawa kapal–kapal ke tepi timur,
mengingat tentara Utsmani belum memiliki armada laut sebab kekuasaan
mereka baru saja berdiri. Di tepi timur inilah, Sulaiman memerintahkan
pasukannya untuk menaiki kapal-kapal itu yang membawa mereka ke pantai
Eropa sampai mereka mampu menaklukkan benteng Tarnab, Ghalmabuli yang di
dalamnya ada benteng Jana dan Apsala serta Rodestu, semuanya berada di
selat Dardanil yang berada diutara dan selatan. Dengan begitu Sulthan
Orkhan telah melakukan sebuah langkah penting dan membuka jalan bagi
pemimpin yang datang setelahnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Di
Eropa, tentara Utsmani melakukan futuhat di wilayah-wilayah yang
dikuasai oleh Byzantium, Pada tahun 762 H./1360 M., Sulthan Murad I
mengusai Adrianople(Edirne), sebuah kota yang sangat strategis di Balkan
dan dianggap sebagai kota kedua setelah Konstantinopel oleh Byzantium.
Dia menjadikan kota ini sebagai ibukota pemerintahannya sejak tahun
768H./1366M. Pada masa kepemimpinan Sulthan Bayazid I terjadi
pengepungan Konstantinopel dgn pasukan yang dipimpinnya sendiri hingga
membuat Konstantinopel hampir menemui keruntuhannya. Karena munculnya
sebuah bahaya baru (Timur Lenk) yang mengancam pemerintahan Utsmani
akhirnya Sulthan Bayazid menarik mundur pengepungan tersebut.
Penaklukan
Konstantinopel oleh Muhammad Al – Fatih Tatkala kekuasaan Utsmani
kembali stabil, semangat Jihad kembali berkobar, pada masa pemerintahan
Sulthan Murad II beberapakali usaha penaklukkan Kota Konstantinopel
dilakukan. Bahkan di masanya pasukan Islam beberapakali mengepung kota
ini.
Adalah Sulthan Muhammad Khan (Al-Fatih) putera Sulthan Murad
II yang melanjutkan estafet penaklukkan Konstantinopel baik dari
ayahnya maupun pendahulunya, Dia berusaha dengan berbagai cara dan
strategi diantaranya, memperkuat kekuatan militer Utsmani dari segi
kwantitas hingga mencapai 250.000 mujahid. Selain membekali pasukan
dengan berbagai seni tempur dan ketangkasan menggunakan senjata, Dia
juga menanamkan semangat Jihad, Sulthan juga mengingatkan mereka akan
pujian Rasulullah pada pasukan yang mampu membuka Kota Konstantinopel.
Dia selalu berharap, tentara yang dimaksud Rasulullah adalah tentaranya.
Hal ini memberikan dorongan moral serta ruhiyyah yang sangat kuat dan
tiada tara di seluruh benak
pasukannya. Dia juga memperkuat
infrastruktur angkatan perang yang mutakhir dan strategi canggih, dengan
membangun benteng Romali Hisyar di wilayah selatan Eropa di selat
Bosphorus pada sebuah titik yang paling strategis yang berhadapan dengan
benteng yang pernah dibangun pendahulunya yaitu Sulthan Bayazid di
daratan Asia. Meski sempat dihalangi oleh Kaisar Romawi dengan ganti
uang yang akan dibayarkan pada sulthan, Sulthan tetap menolak dengan
tegas. Hingga akhirnya selesailah satu benteng yang demikian tinggi dan
sangat aman. Tingginya sekitar 82 meter. Sulthan juga membebaskan
tawanan insinyur ahli pembuat meriam yang bernama Orban dari penjara
Konstantinopel, jadilah Meriam yang sangat besar (meriam Sulthan
Muahammad) memiliki bobot ratusan ton dan membutuhkan ratusan lembu
untuk menariknya.
Selain itu, dalam mempersiapkan penaklukan kota
Konstantinopel, sulthan memperkuat armada laut Utsmani mengingat
Konstantinopel adalah sebuah kota laut, yang tidak mungkin bisa dikepung
kecuali dengan menggunakan armada laut. Disebutkan bahwa kapal yang
dipersiapkan berjumlah 400 kapal.Meriam meriam besar digerakkan dari
Adrianople menuju Konstantinopel dalam jangka waktu dua bulan. Akhirnya
pasukan yang dipimpin langsung Muhammad al-Fatih sampai didekat
Konstantinople pada hari Kamis tanggal 26 Rabiul Awwal 857 H.(6 April
1453 M). Sulthan Muhammad berpidato di hadapan pasukan dengan berapi-api
dan penuh semangat yang memicu pasukan untuk berjihad dan meminta
kemenangan pada Allah SWT atau mati syahid. Dalam khutbahnya, Sulthan
menjelaskan arti pengorbanan dan keikhlasan dalam berjihad tatkala
berhadapan dengan musuh. Dia membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi
seruan Jihad, sebagaimana ia juga menyebutkan hadits-hadits Rasulullah
yang mengabarkan tentang penaklukkan Konstantinopel dan keutamaan
prajurit yang membukanya serta keutamaan pimpinan pasukannya. Dia
menyebutkan, bahwa dengan dibukanya Konstantinopel berarti akan
memuliakan nama Islam dan kaum Muslim. Pasukan Islam saat itu melakukan
gempuran dengan membaca Laa Ilaaha Illallah dan Allahu Akbar sebelumnya
Muhammad Al-Fatih memimpin do’a dengan khusyu’ kepada Allah SWT untuk
kemenangan dia dan pasukannya dalam menaklukkan Konstantinopel.
Saat
armada laut Utsmani mengalami kekalahan, yang sebelumnya kaisar
Byzantium hampir menyerah dengan negosiasi mengajukan tawaran-tawaran
yang ditolak tegas oleh Sulthan, bertambah sulitlah pengepungan yang
terjadi menjadi kendur sementara musuh menyusun kekuatan lagi dengan
bantuan yang berdatangan dari negara negara eropa yang dikomando oleh
paus yang katholik.
Atas ide cemerlang dari sulthan Muhammad
Al-Fatih, maka dalam satu malam 70 lebih kapal Utsmani dapat dilabuhkan
ke Tanduk Emas melalui jalur darat dengan bebukitan yang tinggi dengan
cara yang tidak lazim. Pekerjaan demikian tentu sebuah pekerjaan yang
berat dan besar bahkan dianggap sebagai “mukjizat” yang tampak dari
sebuah kecepatan berfikir dan kecepatan aksi yang menunjukkan kecerdasan
Muhammad Al-Fatih dan ketaatan serta keinginan kuat pasukannya saat
itu. Orang-orang Byzantiumpun kaget, tak seorangpun yang percaya atas
apa yang telah terjadi. Namun realita yang ada di hadapan mereka membuat
mereka shock dan harus mengakui strategi yang sangat jitu tadi. Pada
subuh pagi tanggal 22 April, penduduk kota yang lelap itu terbangun
dengan suara takbir tentara Islam Utsmani dan genderang serta
nasyid-nasyid jihad yang menggema di Tanduk Emas. Salah seorang ahli
sejarah tentang Byzantium menyatakan
“kami tidak pernah melihat
dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa
seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan
dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai
pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya dia jauh
melebihi apa yang dilakukan oleh Iskandar yang Agung,”
Sulthan
Muhammad Al-Fatih mengejutkan musuhnya dari waktu ke waktu dengan seni
serangan yang selalu berbeda dari segi perang dan pengepungan, seni
perang yang dia lakukan merupakan inovasi baru yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Sedangkan para Ulama’ yang ikut berjihad memberi semangat
pada para mujahidin “Tatkala Rasulullah hijrah ke Madinah, Rasul
singgah di rumah Abu Ayyub Al-Anshari, sedangkan Abu Ayyub Al-Anshari
sengaja mendatangi tanah ini dan dia singgah disini”. Ucapan ini
membakar semangat pasukan Islam dan menimbulkan gelora jihad yang
tinggi. Sampailah Muhammad Al-Fatih sebelum penyerangan umum memberikan
pidato kepada pembesar pembesar tentara :
“Jika penaklukan kota
Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan
dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan
mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini,
yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah
pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita
capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu,
wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selallu didepan matanya
dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia
ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan
gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan
orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”
Adanya
seni strategi perang dan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan pada
pasukan Islam yang dipimpin langsung oleh Muhammd Al-Fatih akhirnya
melemahkan semangat tempur pasukan Byzantium, yang mengakibatkan
kekalahan dan takluknya Konstantinopel. Tepat pada hari Selasa tanggal
20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M, Konstantinopel
jatuh dan berhasil ditaklukkkan oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih, kemudian
dia turun dari kudanya sesudah memberi penghargaan degan ucapannya pada
pasukan “MasyaAllah,” “kalian telah menjadi orang-orang yang mampu
menaklukkan konstantinopel yang telah Rasulullah kabarkan” baru
kemudian dia Sujud kepada Allah di atas tanah, sebagai ungkapan syukur
dan pujian serta bentuk kerendahan diri dihadapan-Nya.
Dari
kronologis sejarah diatas dapat kita tarik benang lurus bahwa
penaklukkan Konstantinopel identik dengan perjuangan menegakkan kembali
Khilafah Nubuwwah yang sampai saat ini belum berdiri:
1. Upaya
penaklukkan Konstantinopel bisa terwujud karena ada keinginan yang kuat
dilakukan secara terus menerus, seakan ada komunikasi dari generasi ke
generasi berikutnya serta fokus pada obyek.
2. Penaklukkan
Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih memakai kaidah kausalitas secara
sempurna, karena sempurnanya seakan di luar nalar manusia. hal inilah
yang membuat musuh menjadi kecil nyalinya.
3. Muhammad Al Fatih, para
Sulthan, para Khalifah serta para Shahabat adalah manusia biasa seperti
kita, kalau mereka dengan semangat dan keperkasaannya dapat
merealisasikan janji Allah dan Rasul-Nya dalam menaklukkan
Konstantinopel, maka tiada alasan bagi kita untuk tidak dapat
merealisasikan hadits Rasulullah untuk mewujudkan berdirinya Khilafah
Islamiyyah
………dan adalah tinggal kita wahai Syabab yang akan
merealisasikan hadits Rasulullah SAW “….tsumma takuunu khilafatan ‘ala
minhajin nubuwwah” dengan fikrah Islam dan thoriqah Rasulullah sebagai
senjata kita, akan segera kita taklukkan atas izin Allah, ideologi
Kapitalis yang saat ini sebagai benteng kuat di benak seluruh penguasa
kaum muslim, dan kita dirikan diatas puing-puingnya Negara KHILAFAH
ISLAMIYAH!!! ALLAHU AKBAR!!!
PUSTAKA
" Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Usmani " Oleh Muhammad As Shalabi
" Wajah Dunia Islam " DR. Muhammad Sayyid Al-Wakil
" Khilafah Bani Umayyah " Joesoef Syuaib
" Khilafah Bani Abbasiyyah" Joesoef Syuaib
sumber http://prokhilafah.multiply.com/reviews/item/4
Al Fatih telah membuktikan kesungguhan hati, kekuatan ajaran islam dapat menaklukan benteng terkuat dunia, saat ini dapatkah kita membuktikan kebenaran dan kekuatan ajaran islam dalam membangun budaya universal bukan menunjukkan islam sebagai organisasi atau asesoris. Mari kita jalankan ajaran islam dari diri kita sendiri
BalasHapus- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ: وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ الْمُغِيرَةِ الْمَعَافِرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ بِشْرٍ الْخَثْعَمِيُّ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
BalasHapus" لَتُفْتَحَنَّ الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ، فَلَنِعْمَ الْأَمِيرُ أَمِيرُهَا، وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ "
"Constantinopel akan ditaklukkan (oleh umat Islam). Maka sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin mereka dan sebaik-baiknya tentara adalah tentara itu.”
Hadits ini diriwayatkan oleh: Ahmad bin Hanbal, dalam Kitab: Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut: Mu'assasah al-Risalah, 1421 H/2001 M, vol. XXXI, h. 287.