Buku Teknologi Pakan Murah untuk Usaha Pembibitan Sapi Potong

Pakan Murah  Usaha peternakan sapi potong di Indonesia didominasi oleh sistem usaha pemeliharaan induk-anak sebagai penghasil bakalan/ pedet (calf cow operation). Hampir 90 persen usaha ini dilakukan oleh peternak rakyat, pada umumnya belum menerapkan konsep usaha yang intensif. Usaha ini kurang diminati oleh pemodal karena dianggap secara ekonomis kurang menarik dan dibutuhkan waktu pemeliharaan cukup panjang.
Paradigma pembangunan peternakan pada era globalisasi adalah terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui peternakan tangguh berbasis sumber daya lokal.

Program aksi untuk mewujudkan swasembada daging sapi pada tahun 2010 antara lain dapat dilakukan melalui kebijakan teknis pegembangan agribisnis sapi pola integrasi tanaman ternak berskala besar dengan pendekatan berkelanjutan dengan biaya murah dan optimalisasi pemanfaatan limbah atau yang dikenal
dengan istilah low external input sustainable agriculture (LEISA) dan zero waste, terutama di wilayah perkebunan. Kegiatan operasional untuk pengembangan usaha perbibitan sapi potong yang murah dan efisien dapat dilakukan secara terintegrasi dengan perkebunan, tanaman pangan dan memanfaatkan sumber
pakan biomas lokal. Melalui inovasi teknologi limbah dan sisa hasil ikutan agroindustri pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan sapi yang potensial untuk usaha penggemukan dan pembibitan (Badan Litbang Pertanian, 2005).

Bahan pakan asal biomas lokal yang berharga murah pada umumnya bersifat bulky serta mempunyai keterbatasan kualitas karena kandungan protein, TDN, palatabilitas dan kecernaan yang rendah dapat digunakan secara optimal sebagai pakan basal dan telah terbukti selain dapat menurunkan biaya ransum juga mampu meningkatkan produktivitas ternak. Teknologi inovasi “pakan murah” untuk usaha pembibitan
sapi potong lokal diharapkan dapat memenuhi target :
1. Menekan kematian pedet pra-sapih kurang dari 3%,
2. Jarak beranak selambat-lambatnya dari 14 bulan,
3. Laju pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet s.d.
disapih umur 7 bulan sekurang-kurangnya 0,4 kg,
4. Skor kondisi tubuh (kegemukan) induk selama menyusui
dalam kategori sedang .
5. Usaha pembibitan sapi potong lokal dapat memberikan
keuntungan ekonomis. sumber  http://lolitsapi.litbang.deptan.go.id/ind/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar