Ketika para khalifah Rasyidin berkuasa sejak tahun 632 sampai 661 M
semua warganya yang terdiri dari berbagai etnis dan agamanya
diperlakukan sederajat sesuai dengan apa yang sudah diatur kitab suci,Al
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.Dalam keberagaman tersebut,mereka
tetap saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya seperti
sudah disepakati bersama dalam Piagam Madinah .Dan sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Hakam dari Abu Shaleh al Ghifari,katanya
“Pernah Amru bin Ash menulis surat kepada Umar bin Khattab yang berada
dipusat pemerintahan daulah islamiyah di Medinah yang isinya:”Telah
kami bangunkan sebuah rumah tersendiri disekitar masjid Al Jami’ di
Mesir”.Maka Khalifah Umar bin Khattab segera membalas surat Gubernur
Mesir ,Amru bin Ash tersebut dengan suaratnya:”Aku adalah seorang lelaki
dari Hijaz,mana mungkin aku harus memilih rumah di Mesir,karena itu
hendaknya engkau jadikan rumah tersebut sebagai pasar umum bagi umat
secara keseluruhan”.
Dalam sejarah disebutkan bahwa,meskipun Umar bin Khattab sebagai kepala
negara yang wilayahnya sudah meliputi seluruh Semenanjung
Arabia,Mesir,Iraq,Suriah dan sebagainya ,namun ia hidupnya sangat
sederhana . Bahkan sebagai kepala negara ,beliau hanya tinggal di Mesjid
Nabawi bukan di istana,karena para khalifah Rasyidin tersebut tidak
memiliki istana sebagaimana dicontohkan oleh pendahulunya,Nabi Muhammad
SAW. Walaupun demikian,Umar bin Khattab setiap mengangkat para
pejabatnya keberbagai daerah senantiasa dipantau dengan amat
ketat.Sedangkan beliau sendiri sebagai khalifah seringkali melakukan
inspeksi mendadak secara rahasia keberbagai daerah kekuasaannya ,untuk
mengamati berbagai karakteristik para pejabat sebagai
bawahannya.Sebagai khalifah Rasyidin yang sudah merupakan suatu
tradisi,bahwa mereka selalu menerima gaji kemudian mengembalikannya
ke baital mal,dan hal itu selalu dilakukan oleh Umar bin Khatab.
Dalam konteks membersihkan jajaran birokrasinya dari berbagai kejahatan
terutama korupsi,khalifah Umar bin khatab secara rahasia dan
menyamar untuk mengintip kehidupan para gubernur dan pejabat
lainnya.Dalam sejarah pernah diceriterakan oleh Ibnul Mubaraq dan Ibnu
Rahaweh dan Musaddad dari Itaab bin Rifaa’, bahwa “Ketika Umar Ibnu
Khattab mendengar berita bahwa Gubernur Kufah (Iraq), Sa’ad bin Waqash
membangun sebuah istana yang berpintu tebal dan Sa’ad pun sebelumnya
pernah berkata;”Pintu ini akan memutuskan orang orang yang membutuhkan
sesuatu”.Umar bin Khattab segera mengutus Muhammad bin Maslamah dan ia
berpesan kepada Muhammad bin Maslamah :”Pergilah ketempat Sa’ad dan
bakarlah pintu rumahnya”.
Dan setibanya dikota Kuffah,maka segera
Muhammad bin Maslamah membakar pintu rumah Gubernur Kuffah
tersebut.Ketika Sa’ad bin Waqash mengetahui pintu rumah mewahnya
dibakar,ia segera menghadap utusan Umar bin Khattab,Muhammad bin
Maslamah.Lalu Sa’ad bin Waqash minta pertanggung jawabannya kepada
Muhamad bin Maslamah,yang dijawab oleh utusan Umar bin khattab itu bahwa
:”Sesungguhnya Umar Bin Khattab telah mendengar ucapanmu yang
mengatakan :Bahwa sekarang telah terputus orang yang akan membutuhkan
sesuatu ,namun Sa’ad bersumpah bahwa tidak pernah mengucapkan kata kata
seperti itu.
Kemudian Muhammad bin Maslamah berkata kepada Sa’ad bin
Waqash bahwa:”Kami telah laksanakan apa yang telah diperintahkan oleh
Amirul Mukminin.Kemudian Sa’ad bin Waqash datang dengan membawa bekal
untuk diberikan kepada Muhammad bin Maslamah ,tetapi hadiah tersebut
ditolaknya dan segera kembali ke Madinah.Dan ketika khalifah Umar bin
Khattab melihat datangnya Muhammad bin Maslamah secepat itu maka Umar
berkata:”Sesungguhnya jika kami tidak berprasangka baik kepadamu
tentunya kami tidak percaya bahwa kamu melaksanakan tugas yang aku
berikan,alangkah cepat perjalananmu “.Muhammad bin Maslamah
menjawab:”Apa yang kamu tugaskan kepadaku telah aku jalankan dan ia
minta ma’af serta bersumpah degan nama Allah,bahwa ia tidak pernah
mengucapkan ucapan seperti itu”.Kata Umar”Apakah dia menitipkan sesuatu
padamu ?”.Jawab Muhammad bin Maslamah: “Aku tidak ingin menerima
titipan sesuatu daripadanya,sebab aku lihat walaupun negeri Iraq
tanahnya subur akan tetapi aku lihat penduduknya banyak yang mati
karena kelaparan ,sebab itu aku takut jika ia menitipkan sesuatu
untukmu sedangkan kamu yang mengenyam nikmatnya dan aku yang menanggung
semua resikonya ,bukankah telah engkau dengar Rasulullah SAW
bersabda:”Tidak boleh seorang mukminin kenyang sedang tetangganya
kelaparan”.
Dalam serangkaian inspeksi rahasia dan mendadak lainnya ke negeri
Syam(kini Suriah) disebutkan bahwa:Abu Darda minta izin kepada Umar
bin Khattab untuk pergi ke Suriah,kata Umar:”Aku tidak akan mengizinkan
engkau kecuali jika engkau mau menjadi staff pemerintahanku disana”.Abu
Darda menjawab:”Aku tidak mau menjadi staff pemerintahanmu
disana”.Jawab Umar:”Kalau begitu aku tidak akan mengizinkan kamu pergi
kesana”.Kemudian Abu Darda berkata:”Izinkan aku kesana untuk aku ajarkan
kepada manusia Sunnah Nabi mereka ,dan aku akan shalat bersama
mereka”.Mendengar kata Abu Darda seperti itu,maka segera Khalifah Umar
bin Khattab memberi izin kepadanya.Dan Umar bin Khattab pergi juga ke
Suriah menyusul Abu Darda ,dan ia tidak segera memasuki negeri
tersebut.Baru menjelang magrib Umar secara rahasia memasuki negeri
Syam(Suriah)bersama seorang pelayannya,Yarfa yang secara bergiliran
menunggang unta .Kadangkala Umar bin khttab yang menuntun unta,dan
pelayannya yang menunggangi unta,serta begitulah sebaliknya secaa
bergiliran diatur oleh beliau sendiri sebagai Amirul Mukminin.
Umar bin Khattab berkata kepada pelayannya,Yarfa ,mari kita pergi
kekediaman Yazid bin Abu Sofyan,lihatlah disana pasti kamu dapatkan
sekelompok orang yang bergadang dimalam hari dengan penerangan lampu
dan berbaring diatas hamparan kain sutra dari harta fa’i kaum
muslimin,maka berikan salam kepadanya dan kalau ia telah jawab salammu
maka mintalah izin untuk masuk,tentu ia tidak akan memberi izin masuk
sebelum mereka menanyaimu:”Siapakah kamu ?”.Maka kami segera menuju
rumah Yazid Bin Abi Sofyan dan Umar bin Khattab berkata
“Assalamualaikum”.Setelah dijawab maka Umar bertanya:”Bolehkah aku
masuk?”.Tanya Yazid “Siapakah engkau ?”Kata Yarfa :”Ini adalah orang
yang akan menyusahkan kamu,ia adalah Amirul Mukminin”.Ketika pintu
dibuka,maka apa yangdikatakan oleh Umar ternyata menjadi
kenyataan,kemudian Umar segera menuju Yazid dan memukulnya dengan
cemeti dan ia segera mengumpulkan harta yang dirumah Yazid ditengah
rumah,lalu ia berkata kepada orang orang yang berada dirumah
Yazid:”Jangan kalian keluar dari tempat ini sebelum aku datang kepada
kalian”.KemudianUmar bersama pelayannya,Yarfa segera meninggalkan
kediaman Yazid dan kemudian bergegas menuju kediaman Amru bin Ash
.Kata Umar:”Lihatlah di rumah Amru bin Ash ,pasti kamu dapatkan banyak
orang bergadang malam ditempat itu”.Jika telah dijawab salammu ,maka ia
tidak akan mempersilakan kamu masuk kerumahnya sebelum ia mengetahui
siapakah kamu?”.Setelah ditanya siapakah kamu yang mengetuk pintu
,Yarfa berkata:”Yang mengetuk pintu adalah Amirul Mukminin ,dan ketika
pintu dibuka apa yang dikatakan Umar sebelumnya memang benar.Kemudian
Umar segera mencambuk Amru dengan cemeti ,serta segera mengumpulkan
harta benda yang ada dirumah amru bin Ash,lalu diletakkannya ditengah
rumah.Kemudian Umar berkata kepada orang orang yang ada dirumah
Amru:”Jangan ada yang keluar dari tempat ini,kecuali sampai aku datang
kembali kepada kalian”.Selanjutnya Umar mengajak Yarfa segera
meninggalkan rumah Amru dan segera menuju rumah berkutnya,yakni rumah
Abu Musa al Asy’ary,dan ketika ia melihat dirumah itu serupa dengan
apa yang dilihat dirumah Amru dan Yazid sebelumnya,maka Umar bin
khattab berkata:”Mengapa kamu lakukan sebagaimana mereka lakukan ?”Abu
Musa menjawab:” Aku lakukan seperti apa yang dilakukan oleh kawan
kawanku ,dikarena mereka katakan:”Tidak pantas bagi kami kecuali apa
yang telah kami lakukan ,seperti apa yang kamu lihat”.Maka Umar segera
mengumpulkan harta harta dirumah Abu Musa al Asy’ary dan
meletakkannya ditengah rumah,lalu Umar berkata kepada semua orang yang
ada di tempat itu:”Jangan ada yang keluar ,sampai aku kembali ketempat
kalian.Kemudian bergegas keluar bersama Yarfa pergi menuju rumah yang
lain.Umar berkata :”Yarfa ,mari kita pergi kerumah saudaraku ,disana
kamu pasti tidak melihat orang orang yang bergadang ditempat itu,dan
tidak kamu dapatkan rumahnya berlampu,serta tidak pula ia menutup
pintunya,pasti kamu dapatkan ia berbaring ditikar yang lusuh dan
melindungi dia dari dingin malam.Dan jika kamu minta izin,ia akan segera
mengizinkan kamu masuk sebelum mennanya lebih dulu siapa yang datang
kerumahnya.Ketika kami datang dan minta izin masuk,ia segera
mempersilakan masuk.Dan Khalifah Umar bin Khattab segera mendorong pintu
,ternyata pintu memang tidak terkunci ,dan ketika masuk kami dapatkan
rumah tersebut gelap gulita tanpa lampu penerangan.Dan tidak ada
seorangpun yang bergadang dirumah itu,dan ketika Umar memeriksa rumah
tersebut ia dapatkan hanya sebuah tikar yang lusuh dan bantal yang
rapuh ,sedangkan pakaianyang dipakaipun amat compang camping.Kata Abu
Darda:”Siapa yang datang kemari ?”Jawab Umar:”Aku adalah Amirul Mukminin
.Kata Abu Darda :”Sungguh lebih setahun kami nanti natikan
kedatanganmu “.Kata Umar:”Bukankah sudah aku cukupi segala kebutuhnmu
?”Jawab Abu Darda:”Benar,kamu telah mencukupi aku dengan baik,tapi
tidakkah kamu pernah dengar Rasulullah SAW bersabda”:Tanya Umar bin
Khattab :”Bagaimana bunyi sabda Nabi SAW itu ?.Abu Darda
menjawab:”Rasulullah SAW telah bersabda: “Hendaknya hidup seseorang
dari kamu ini hanyalah sekedar untuk perbekalan dalam perjalanan
saja,tidak bermewah mewah”.Kata Umar binKhattab:”Ya,memang aku telah
mendengarnya “.Kemudian keduanya saling menagis sampai tiba waktu pagi.
Demikian sedikit gambaran tentang sosok sosok agung yang pernah
dimiliki umat manusia ,dimana mereka meskipun sebagai negara yang hidup
dengan sangat sederhana sebagaimana ditunjukkan oleh Abu Darda dan
Khalifah Umar bin Khattab sendiri.Dalam menegaggakkan hukum beliau
sangat tegas,meskipun kepada dirinya sendiri,keluarganya,serupa halnya
dengan diberlakukannya kepada warga lainnya secara adil juga.Oleh sebab
itu dalam birokrasi seperti itu akan tercipta suatu pemerintahan
yang bersih,karena memang pemimpinnya bersih dalam berbagai aspek sosial
kehidupannya.Dan untuk mengetahui berbagai perilaku pejabatnya,Umar bin
Khatab senantiasa melakukan inspeksi rahasia dan mendadak yang tidak
diberitahukan sebelumnya kepada siapapun, sehingga inspeksinya benar
benar mendadak.
Assalaamu'alaykum..
BalasHapusWah, lagi suka sama 'Umar bin Khaththab ya?
Saya juga mengidolakan beliau, sama halnya dng saya, mendapat hidayah di tengah perjalanan hidup..
Semoga ALLAH membimbing kita, Aamiin.
kedua Umar (Umar Bin Khatab dan Umar Bin Abdul Aziz) adalah idola saya selain Rosulullah.smoga bisa menjadi pemimpin seperti Umar
Hapusoya Fi saya juga copas dari artikel blogmu untuk melengkapi koleksi kisah Umar, makasih
Hapus